- See more at: http://yandyndy.blogspot.co.id/2012/04/cara-membuat-auto-read-more-pada-blog.html#sthash.JS2X70Q4.dpuf

TIME KILLER

0

 

 


Tak pernah terbayang bagaimana aku bisa melintasi waktu. Ya kira-kira seperti itulah yang aku alami sekarang. Semuanya berawal ketika aku menemukan sebuah cermin kecil dipinggir jalan beberapa hari yang lalu ketika aku pulang kerumah. Aku pungut cermin itu. Dan malam ini kebetulan aku membawanya. Tapi tak kusangka, aku bertemu dengannya, pria bertopeng dengan ukiran angka 1985 didepannya, pria itu berdiri menatapku di depan jendela diatas apartemen yang aku lewati. Aku mengenalnya, dia adalah pembunuh yang membunuh kakakku beberapa tahun yang lalu didepanku, dan aku berani bertaruh, apartemen ini adalah rumahnya. Sial, padahal waktu itu ingin sekali aku membunuhnya, kebetulan saat itu aku membawa pisau, tapi kenapa aku tidak melakukannya? Firasatku buruk, aku segera mempercepat langkahku.

Dorrr...

 Arhggg... Sial, sebuah peluru melesat di kakiku, aku menoleh ke belakang. Pria itu menghampiriku, dengan pistol di tangannya. Aku tidak bisa berlari, aku bisa mati disini dan tak ada yg tahu kalau aku dibunuh pria ini. Aku kehabisan akal, sampai sebuah cermin memberiku ide. Aku keluarkan cermin yg aku simpan, dan aku tulis dengan darahku diatasnya angka "1985" sebagai bukti jika aku terbunuh. Pria itu berdiri di depanku dan menodongkan pistolnya, aku ketakutan.

 "kita impas..." Katanya

 ..dorrr... pria itu menembakku...

 Pelurunya mengenai dadaku, tapi aku masih hidup, tidak, peluru itu tidak mengenaiku, ada apa ini? Pria itu hilang, tak ada luka dikakiku, dan kupungut cermin yang aku tulis tadi, anehnya cermin itu menujukkan angka "1985" dengan model terbalik. Aku lihat jam tanganku, jarumnya berhenti, dan suasana di sekitarku berubah, kecuali apartemen yang masih berdiri kokoh, dan sedikit lebih klasik.

Aku berdiri, dan betapa terkejutnya ketika aku lihat bocah kecil bertopeng melihatku dari atas apartemen. Aku mengenal topeng itu, topeng berangka 1985. Dari mana bocah itu mendapat topeng itu? Aku penasaran. Aku masuk ke apartemen itu, dan betapa terkejutnya ketika melihat kalender yang tergantung didinding apartemen. Aku berada ditahun 1985. Dan kini aku sadar, bocah tadi adalah orang yang suatu saat akan membunuhku, dan juga kakakku. Emosiku mulai naik. Aku harus menghabisi bocah itu lebih dulu. Perasaan ingin membunuh yang aku rasakan sebelumnya muncul lagi. Aku segera menuju ke kamar bocah tadi, dan kulihat pintunya sedikit terbuka.segera aku masuk, mengambil pisau silet yang berada diatas sebuah meja, dan menghampiri seorang bocah yang tertidur pulas diatas ranjang. Dia masih mengenakan topeng. Tak tinggal diam, langsung aku tusukkan pisau silet itu ke lehernya. Darah keluar deras disamping bocah yang meregang nyawa.

 "kita impas..." Kataku

 Brakk.. Pintu terbuka. Aku menoleh dan betapa terkejutnya aku melihat seorang bocah berdiri di depan pintu. Dia ketakutan.

 "apa yang kau lakukan dengan kakakku?" katanya berteriak

 Aku langsung berlari kerahnya dan membekap mulut dan hidungnya, kulihat matanya yang biru melotot tajam. Dia meronta. Kudengar suara langkah menaiki tangga... Bocah itu langsung menggigit tanganku hingga tanganku terlepas dan langsung berlari menuruni tangga dengan tangisannya yang keras. Sial, aku bisa ketahuan, aku harus kembali, dendamku sudah selesai, aku harap kakakku masih hidup ketika aku kembali.

Kuambil cermin yang kubawa tadi, "bagaimana cara kembali?" Aku kebingungan, kudengar beberapa langkah menuju kamar ini. Sial, kulihat angka yang terbalik di cermin. Kuhapus angka itu...

 Dorrrr...

 Arghh... Prangg...Sesuatu menembus kakiku, dan cermin yang kubawa jatuh pecah.

Kulihat sekitar, aku dipinggir jalan, suasana yang sama ketika aku berhadapan dengan pria itu. Aku berhasil kembali. Tapi tunggu. Kulihat kakiku, peluru? Siapa yang menembakku? Langkah kaki mendekatiku. Pria bertopeng 1985. Tidak mungkin.

 Dia berdiri di depanku.

 "sial. Bukankah aku sudah membunuhmu?"

 Dia tertawa, dan melepas topengnya. Kulihat matanya yang biru penuh amarah.

 "ya. Kau hampir membunuhku. Sekarang kita impas"

 Dorr..

About the author

Menulis bukan sekedar hobi, tapi juga seni. Keep writing :)

0 komentar: