- See more at: http://yandyndy.blogspot.co.id/2012/04/cara-membuat-auto-read-more-pada-blog.html#sthash.JS2X70Q4.dpuf

RUMAH GANTUNG : Part 10

0

Siska dan Edy mengamati baik-baik, sementara Dion menundukkan wajahnya lebih dekat lagi, sambil menyipitkan mata dibalik kaca matanya.

“lihat apa?” ucap Siska lirih

“Ini, kalian tidak melihatnya?” ujung tanganku menunjuk gambar

“tidak ada apa-apa” jawab Siska

“ya, yang kulihat hanya halaman kosong” sahut Dion

“tidak mungkin” aku langsung meraih koran itu lagi, dan melihat dengan seksama.

“aneh” ucapku lirih. Sekilas tadi aku melihatnya.

“aku tadi melihat sosok itu disini” ucapku menunjuk lagi halaman rumah yang terpotret dikoran.

“tapi aku tidak melihatnya” sahut Edy

Aku terdiam, keringat dingin mulai membasahi keningku.
 “sudahlah, aku tidak mau membahasnya lagi” sahutku kemudian sambil melempar koran keatas meja.

Semua terdiam.

“ada beberapa misteri yang belum dikuetahui semua orang dirumah itu” ucapku membangkitkan suasana

“hanya kau yang mengetahuinya?” tanya Siska lirih, yang aku jawab dengan anggukan

“aku sempat ditertawakan polisi gara-gara boneka” kataku ketus

“boneka? Boneka apa?” tanya Dion

“sebenarnya, aku melihat ada tiga boneka dirumah itu. Satu boneka besar dan dua boneka kecil” jawabku

“astaga, itu boneka yang konon digantung itu?” tanya Siska kaget

“mungkin saja” jawabku

“lalu? Dimana boneka itu?” tanya Edy

“aku juga tidak tahu. Polisi tidak menemukan boneka-boneka itu. Aku pernah sekali menceritakan tentang boneka itu pada seorang polisi, tapi aku hanya ditertawakan, mereka pikir aku berhalusinasi” jawabku “tak ada satupun boneka dirumah itu, yang ada hanya barang-barang usang dan rongsokan yang ditumpuk tak beraturan” sambungku

“seperti apa sih bonekanya? Apa itu yang kamu lihat dikoran ini tadi?” tanya Siska, matanya melirik ke koran diatas meja

“boneka manusia biasa, yang memakai gaun dan memiliki ekspresi wajah yang tersenyum beku, tapi sangat usang. Aku hanya tahu boneka yang besar saja, aku tidak melihat boneka-boneka yang kecil, yang saat itu tertutup boneka besar” ucapku “ tapi yang kulihat di koran tadi bukan boneka, tapi misteri kedua dari rumah itu” sambungku

“ada lagi?” tanya Edy

“ya, ada makhluk mengerikan dirumah itu”

Dion, Siska, dan Edy saling berpandangan

“hantu?” tanya Dion

“hantu yang menyeramkan, tubuhnya tinggi, hitam. Dan ada sesuatu seperti....” aku mengusap-usap halus pipiku “entah mungkin darah atau apa, tapi pipinya memiliki noda kemerahan yang berasal dari matanya yang merah. Dan lidahnya, menjulur panjang”

“itu yang kau lihat tadi?” tanya Siska

“ya, kukira aku melihatnya tadi disitu” aku memandang lagi koran diatas meja

“tunggu, aku pernah menggambarnya” sambungku, aku berjalan menuju kamarku

Kuhampiri sebuah lipatan kertas yang tersembul dibawah bantal diatas ranjang. Aku mengambilnya, dan berjalan keluar kamar sambil membukanya. Belum sempat keluar dari kamar, aku berhenti. Mengamati kertas ditanganku, sebuah gambar sosok menyeramkan, dengan tulisan ‘TOLONG’ dibawahnya yang telah dicoret-doret dengan sesuatu yang sedikit tumpul yang membuat kertas hampir sobek. Lalu sebuah kata baru yang berwarna merah tua tertulis dengan kasar dibawahnya. Sebuah kata yang membuat bulu kudukku langsung berdiri dan kedua tanganku bergetar lirih. Kata ancaman yang menginginkanku untuk ‘MATI’. Aku meremas kertas itu dan langsung membuangnya jauh disudut ruangan.

Aku berjalan pelan keluar ruangan, menghampiri teman-temanku yang duduk diruang tamu.

“ada apa?” tanya Dion, heran melihatku berjalan dengan gugup dan seolah ketakutan

“tidak ada apa-apa” jawabku tanpa menatap teman-temanku. “aku mau mandi sebentar biar segar, kalian mau menungguku?” sambungku panik

“tidak, kami mau kembali dulu” sahut Edy

“ya, kita mau kembali. Oiya, nanti malam kita mau nongkrong ditempat biasa, mau gabung?” tanya Siska sambil berdiri, menata koran yang acak-acakan diatas meja

“akan aku usahakan” jawabku lirih

“oke, aku tunggu” sahut Dion mantap

Setelah itu, ketiganya berpamitan, keluar dari rumahku.

********
 Malam itu, aku iseng-iseng membuka komputerku, berusaha mencari tahu apa saja tentang rumah gantung. Ya, semenjak pandangan anehku dikoran, dan ancaman kertas yang kutemukan tadi membuat pikiranku menjadi tidak tenang.

Dan inilah yang kutemukan, beberapa artikel tentang rumah gantung. Bahkan aku menemukan sebuah cerita lengkap tentangnya.

“KISAH KELUARGA ROBERT DAN RUMAH GANTUNG”

Aku membaca pelan-pelan artikel itu, dan baru kusadari lagi ada beberapa hal baru disini.

Pertama, nama kepala keluarga itu adalah Robert, dan istrinya yang bernama Lidya. Tapi tak disebut nama anak-anaknya disini.

Kedua, Robert yang telah menggantung keluarganya, tidak membeli boneka-boneka itu. Tapi dia mencurinya dari sebuah toko yang khusus menjual peralatan vodoo / sihir. Dan dia tertarik karena boneka itu seolah memanggilnya, ketika dia tidak sengaja melewati toko.

Ketiga, beberapa bulan setelah tewas, makam istri dan anak-anak Robert ditemukan berantakan, dan diketahui bahwa beberapa bagian gigi mayat telah dicuri.

Keempat, tetangga Robert pernah mendengar ada dua suara dari ruangan Robert. Dan ketika dia mendekat, dia mendengar bahwa suara perempuan menyuruhnya untuk bunuh diri agar bisa kembali dengan istri dan anak-anaknya. Tapi ketika dia mengintip, tak ada siapapun kecuali Robert dan boneka-boneka yang digantung diatas kamarnya, membuat tetangga itu ketakutan dan langsung berlari kerumahnya.

Aku bergidik ngeri, pencarian berganti kearah kasus-kasus yang dulu terjadi dirumah itu, kasus setelah Robert. Dan benar, ada dua kasus bunuh diri lagi dirumah itu.

---Enam tahun lalu, seorang gadis ditemukan tergantung di sebuah kamar dirumah gantung. Gadis bernama Hani, adalah seorang pelajar yang tinggal tak jauh dari rumah gantung. Menurut kesaksian teman korban, Hani setiap hari suka berpacaran diareal sekitar rumah gantung sepulang sekolah. Tapi pada hari itu, pacar Hani mengalami kecelakaan tragis dan meninggal. Hani yang syok mulai tidak masuk sekolah sampai berhari-hari. Bahkan dia kabur dari rumahnya. Dan barulah seminggu setelah kehilangannya, salah seorang teman sekelasnya mengalami hal aneh. Dia menyatakan bahwa dia mendapati suara-suara aneh ketika melewati rumah gantung. Dan ketika dia mendekat, suara itu mirip suara Hani. Dan ketika itulah dia menemukannya, tergantung didalam ruangan dirumah gantung. Seminggu kemudian, temannya itu justru ditemukan juga mati tergantung di kamarnya. Menurut keluarga korban, dia mulai mengalami sikap yang aneh semenjak menemukan mayat Hani. Dia sering berhalusinasi dan bahkan menjauh dari teman-temannya, lebih memilih menyendiri. Sehari sebelum bunuh diri, tubuhnya terlihat makin kurus dan sangat pucat, seolah ada sesuatu yang menakutinya. Tapi belum sempat keluarganya menanyakannya, dia sudah meregang nyawa dengan mengenaskan---

Aku membacanya dengan tenang, berusaha mengaitkan kejadian pertama itu denganku. Ada beberapa yang mirip, terutama tentang bisikan yang membuatnya menemukan mayat Hani. Hani memanggilnya, sama dengan Roy yang memanggilku untuk menemukan mayatnya. Aku mengamati tanggal yang berada ditaskbar komputer. Satu minggu setelahnya, tapi ini baru dua hari, dan aku benar-benar merasa ketakutan

(bersambung)

About the author

Menulis bukan sekedar hobi, tapi juga seni. Keep writing :)

0 komentar: